Kamis, 12 November 2015

Cara Membangun Kemandirian Bangsa: Membangun Kemandirian Ekonomi Melalui Pajak




Cita-cita kemandirian bangsa, pada hakikatnya sudah tertanam sejak bangsa Indonesia merdeka agar tidak tergantung terhadap bangsa lain. Menjadi bangsa yang terjajah dan selalu tergantung pada bangsa lain sangatlah menyakitkan. Sebab harga diri bangsa akan diinjak-injak, dilecehkan, danselalu diatur atau didikte agar menguntungkan bangsa penjajah. Bukan itu saja, tubuh fisik bangsa terjajah juga bisa dibunuh sewaktu-waktu bila dianggap mengganggu dan/atau tidak diperlukan.
Nenek moyang bangsa Indonesia sudah merasakan pahit getirnya menjadi bangsa yang terjajah oleh bangsa Belanda selama 350 tahun dan bangsa Jepang selama 3,5 tahun. Setelah bangsa Indonesia merdeka dan diakui oleh negara-negara lain sebagai negara yang berdaulat sejak 17 Agustus 1945, tantangan selanjutnya adalah menjadi bangsa yang mandiri dalam bidang ekonomi, politik, budaya, dan lain sebagainya.
Ada 2 cara membangun kemandirian ekonomi suatu bangsa yaitu memanfaatkan kekayaan alamnya (minyak bumi, gas alam, dan lain sebagainya) dan pajak. Mengandalkan kekayaan alam untuk membiayai pembangunan sebuah negara sangatlah riskan. Sebab kekayaan alam tersebut akan habis pada suatu saat. Sedangkan pajak merupakan iuran warga negara untuk membiayai pembangunan sebuah negara agar kemandirian bangsa dapat tercapai sepanjang negara itu berdiri.Sehingga pajak merupakan pilihan yang paling potensial sebagai sumber utama penerimaaan negara untuk menggerakkan perekonomian mengingat makin tingginya tuntutan kebutuhan hidup masyarakat dan makin kompleksnya tantangan jaman.
Indonesia merupakan salah satu negara yang menjadikan pajak sebagai sumber utama pemasukan negara untuk menopang perekonomian dan membiayai pembangunan nasional agar terus tumbuh dan bergerak. Namun ada negara yang bebas pajak seperti Qatar (Asia Timur) dan Bahama (di kepulauan Karibia).
Qatar mengandalkan persediaan gas alamnya sebagai sumber utama pendapatannya. Qatar tidak mengenakan pajak pendapatan pribadi, keuntungan, royalti, keuntungan modal, dan properti. Tetapi warga negara Qatar wajib berkontribusi 5% dari pendapatan pribadi dan 10% dari keuntungan perusahaan untuk jaminan sosial. Sedangkan Bahama, pemasukan utamanya dari bea barang impor. Meskipun tidak ada pajak pendapatan pribadi, pegawai harus menyumbangkan 3,9% gaji mereka dan perusahaan harus menyumbangkan 5,9% biaya gaji pegawainya untuk asuransi nasional. Artinya setiap warga negara di Qatar dan Bahama tetap wajib berkontribusi kepada negaranya dalam bentuk lain.
Kemandirian ekonomi merupakan fondasi utama dalam membangun sebuah bangsa yang mandiri secara politik dan budaya. Kemandirian ekonomi sebuah bangsa seharusnya ditopang oleh rakyat di negara tersebut melalui setoran pajak. Maka rakyat yang telah membayar pajak seharusnya merasa bangga telah berkontribusi kepada negara dan telah mendistribusikan kekayaannya kepada masyarakat yang berpenghasilan rendah sehingga ikut menikmati pemerataan pembangunan.
Pajak merupakan salah satu wujud kemandirian bangsa dalam membiayai pembangunanyang dituangkan pada pasal 23A Amandemen ke-3UUD 1945 yang berbunyi “pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan negara diatur dengan undang-undang”. Kemudian dikukuhkan dalam Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga Atas Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum  dan Tata Cara Perpajakan yang menyatakan bahwa“pajak adalah sebagai kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang  pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2015 menargetkan pendapatan negara dari sektor pajak sebesar Rp 1.489,3 triliyun atau 85% dari total target pendapatan negara sebesar Rp 1.761,6 triliyun. Meningkat tajam dibandingkan sebelum periode 2000 yang kontribusi pajaknya kurang dari 60% dari total pendapatan negara atau periode 2000-2014 yang berkisar 65% – 78% dari total pendapatan negara.
Pajak memegang peranan pentingdan strategis dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yaitu menjalankan roda pemerintahan, melaksanakan program pembangunan, dan menggerakkan perekonomian masyarakat. Dengan pajak pemerintah bisa memberikan pelayanan kesehatan, pelayanan pendidikan, dan pelayanan publik lainnya kepada masyarakat yang terjangkau bahkan gratis.  Selain itu, pajak juga digunakan untuk menggaji Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan TNI/Polri dan membiayai berbagai proyek pembangunan infrastruktur.Maka dibutuhkan partisipasi aktif dari segenap masyarakat untuk membangun negeri ini melalui pajak.
Pajak juga mempunyai fungsi sebagai regulatoratau alat untuk mengatur dan mengawasi aktivitas perekonomian, membiayai kegiatan-kegiatan pemerintahagar pertumbuhan ekonomi,redistribusi atau pemerataan pembangunan bisa lebih cepat, dan menjaga stabilisasi ekonomi. Harapannya pajak dapat menggerakkan roda perekonomian masyarakat, membuka lapangan kerja yang luas, dan pada akhirnya akan meningkatkan kesejahtreaan masyarakat sehingga juga akan meningkatkan penerimaan negara dari pajak.
Manfaat pajak tidak bisa dirasakan langsung secara individual. Namun manfaat pajak bisa dinikmati secara kolektif. Sebuah contoh sederhananya, jika masyarakat yang membayar pajak bisa merasakan manfaat atas pembangunan sebuah jembatanatau pembangkit listrik. Maka masyarakat yang tidak membayar pajak pun bisa merasakan manfaat yang sama atas dibangunnya jembatan atau pembangkit listrik tersebut.
Pembangunan bangsa ini tidak hanya peran pemerintah tetapi adanya kesadaran masyarakat dalam berkontribusi dengan membayar pajak. Karena membayar pajak bukan merupakan sebuah beban melainkan kewajiban sebagai warga negara Indonesia yang harus ditaati.  Dan pada akhirnya kesejahteraaan rakyat bisa terwujud dengan baik. 
Sebagai bangsa yang memiliki catatan sejarah kerajaan, pajak dianggap sebagai upeti dari rakyat kepada penguasa.Kasus-kasus penyelewengan dan penggelapan pajak yang dilakukan oleh oknum pegawai pajak dengan wajib pajak nakal maupun pejabat publik (menteri, gubernur, bupati/walikota, anggota DPR pusat/daerah, dan lain sebagainya) yang terindikasi melakukan korupsi proyek APBN/APBD yang ter-expose media massa membuat masyarakat kurang berminat membayar pajak. Apalagi pernah ada himbauan dari pimpinan salah satu ormas Islam terbesar di Indonesia untuk memboikot membayar pajak. Jika hal itu terjadi, maka akan merugikan negara serta mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan pembangunan di Indonesia.Sehingga Indonesia tidak bisa keluar dari masalah povertyvicious circle(lingkaran setan kemiskinan).
Untuk membangun kesadaran dan kepatuhan masyarakat membayar pajak yang harus dilakukan oleh pemerintah antara lain kejelasan peraturan perundang-undangan, tata cara pemungutan pajak, sosialisasi, pendidikan atau pelatihan, dan penegakan hukum pajak yang adil sehingga akan terbangun kesadaran masyarakat untuk membayar pajak secara jujur dan sukarela.
Pajak merupakan harga diri bangsa, jika penduduk di suatu negara enggan membayar pajak  maka orang asing yang tinggal dinegara itu juga akan melakukan hal sama. Bangsa Indonesia tidak mungkin menggantungkan nasibnya pada utang luar negeri. Sebab dengan semakin banyak berhutang maka akan menjauhkan bangsa ini dari kemandirian.
Kemandirian bangsa dalam bidang ekonomi merupakan landasan yang kuat untuk membangun sebuah bangsa yang mandiri dalam bidang politik dan kebudayaan.  Bangsa yang kuat ekonominya akan menjadi bangsa yang percaya diri untuk tidak bergantung dengan bujukan, rayuan, dan jebakan bangsa lain.  Kemandirian bangsa dalam bidang politik akan menentukan bangsa itu memilih pemimpinnya sendiri, menentukan, dan mengatur pemerintahannya sendiri. Serta mengamankan, menyatukan dan menyejahterakan bangsanya sendiri tanpa tergantung dari belas kasihan bangsa lain.  Kemandirian bangsa dalam bidang budaya adalah bagaimana menjadikan anak bangsa menyadari, memiliki kebanggaan terhadap budayanya sehingga mampu mengembangkan budayanya untuk tujuan kesejahteraan masyarakatnya.
Untuk itu, marilah kita bangun kemandirian bangsa Indonesia dengan membayar pajak dengan jujur dan sukarela.

Sumber:

My Dad My Hero



Cinta adalah sebuah emosi dari kasih sayang yang kuat dan ketertarikan pribadi. Dalam konteks filosofi cinta merupakan sifat baik yang mewarisi semua kebaikan, perasaan belas kasih dan kasih sayang. Pendapat lainnya, cinta adalah sebuah aksi/kegiatan aktif yang dilakukan manusia terhadap objek lain, berupa pengorbanan diri, empati, perhatian, kasih sayang, membantu, menuruti perkataan, mengikuti, patuh, dan mau melakukan apa pun yang diinginkan objek tersebut. Cinta adalah suatu perasaan yang positif dan diberikan pada manusia atau benda lainnya. Bisa dialami semua makhluk. Penggunaan perkataan cinta juga dipengaruhi perkembangan semasa. Perkataan senantiasa berubah arti menurut tanggapan, pemahaman dan penggunaan di dalam keadaan, kedudukan dan generasi masyarakat yang berbeda. Sifat cinta dalam pengertian abad ke-21 mungkin berbeda daripada abad-abad yang lalu.
Orang tua adalah pendidik yang pertama dan yang utama bagi anaknya. Sudah banyak artikel yang membicarakan tentang pentingnya seorang ibu. Tapi tidak terlalu banyak yang mengulas betapa penting pula peran ayah bagi anaknya. Tidak bermaksud meminggirkan peran ibu, namun tulisan ini dibuat untuk mengingatkan kita atas peran-peran penting dari seorang ayah terhadap anak yang perlu kita resapi.
Ayah biasanya tidak lebih banyak  berbicara daripada seorang ibu. Tapi sekalinya seorang ayah berbicara, kepada anaknya, ayah memiliki kekuatan tersendiri untuk menyihir sang anak supaya mendengarkannya dengan seksama. Atau contoh lain, ayah memang cenderung jarang marah. Tapi sekalinya ayah marah, anak-anak akan biasanya lebih merasa bersalah. Apa artinya? Ayah mengajarkan kita bahwa perkataan itu mahal harganya. Ayah mengajarkan kita tentang kewibawaan dalam bicara. Ayah mengajarkan kita untuk berfikir sebelum berbicara.
Ayah mengajarkan kita tentang berkompetisi. Anak sejak berusia 4 tahun akan mulai tertarik untuk berkompetisi dengan orang tuanya. Mulai dari kompetisi yang simpel seperti berlari menuju pintu rumah, berlomba merapikan mainan, tebak-tebakan warna dan lain sebagainya. Untuk aktivitas ini, anak akan lebih menginginkan untuk bermain dengan ayahnya. Hal yang kemudian dilakukan seorang ayah yang sedang bermain dengan anaknya adalah membiarkan sang anak menang sebanyak-banyaknya di awal. Namun setelah itu mulai mencuri kemenangan itu dari sang anak secara perlahan. Hal ini akan membuat anak memahami arti penting dari sebuah perjuangan. Darimana hal itu berasal? Yap, ayah. Anak yang sejak kecil mengerti akan pentingnya berjuang untuk mendapatkan sesuatu, kelak akan tumbuh menjadi anak yang tangguh! Ini diiungkapkan oleh psikolog dari Columbia University bernama Justin Richardson, M.D.
Seorang ayah biasanya dengan sifatnya yang tidak terlalu banyak bicara, akan memberikan kesempatan lawan bicaranya untuk mengatakan apa yang ingin ia katakan. Dari sini, seorang ayah akan mendengarkan terlebih dahulu apa yang dibicarakan orang tersebut, kemudian mencernanya dengan baik. Baru kemudian memberikan tanggapan yang baik. Dari hal ini, seorang ayah mengajarkan kepada kita untuk mencoba menahan ego dan lebih memahami perasaan orang lain. Satu lagi, ayah mengajarkan kita untuk menjadi pendengar yang baik. Menjadi seorang ayah itu tidak mudah. Ayah bertanggungjawab penuh atas sebuah rumah tangga. Ayah memiliki kewajiban untuk memastikan seluruh anggota keluarganya dapat makan dengan layak, dapat tidur dengan nyenyak, kesehatan yang baik dan memastikan anaknya mendapatkan pendidikan yang baik. Pasti pernah suatu ketika seorang ayah tetap bekerja meskipun dalam kondisi sakit. Atau menantang hujan deras dengan motor tua dan jas hujan kecilnya. Sepulang kerja pun ayah menyempatkan diri untuk meladeni permintaan sang anak bermain. Artinya apa? Ayah adalah seorang pejuang yang gigih. Ayah mengajarkan kita untuk tidak mudah menyerah.
Ayah mendorong kita menjadi anak yang kuat. Seorang ibu biasanya memiliki kekhawatiran yang lebih besar terhadap anaknya. Misalnya ketika anak meminta untuk belajar mengendarai motor pertama kali. Atau meminta izin mendaki gunung. Atau pula  ketika anak hendak pergi jauh pertama kali. Sang Ibu pasti teramat was-was terhadap anaknya. Berbeda dengan ayah. Ayah akan mencoba menghadapinya dengan setenang mungkin, dan mempersilakan kita melakukan hal-hal baru yang menantang. Bukan karena ayah tidak peduli, tapi karena ayah ingin anaknya tumbuh menjadi seorang yang kuat! Sekuat ayah yang selalu memberikan pundaknya untuk menggendong kita sejak kecil ketika kita terjatuh.
Tepat di hari Ayah ini aku ingin mengungkapkan rasa cintaku terhadap Ayah. Aku bangga memiliki Ayah. Terima kasih Ayah, Ayah telah berjuang mati-matian untuk kami. Selamat hari Ayah


Sumber:

Senin, 19 Oktober 2015

Sop Buah Pak Ewok Bogor





Sop buah pak Ewok adalah salah satu menu wisata kuliner di kota Bogor. Terletak tak jauh dari Taman Kencana (naik angkot 03 dari stasiun KA, atau angkot 08A dari Tugu Kujang), kedai Pak Ewok berada di kompleks perumahan yang teduh dan rimbun, serta menempati bangunan bernuansa etnis dengan nuansa kayu, bambu, dan atap daun kirai.  Siap-siap antri terutama pada akhir pekan.

Kala pertama mencicipi sop buah pak Ewok, komentar saya adalah: segar dan dinamis (campuran rasa asam buah dan manis susu), meski saya kurang suka kuahnya yang terlalu manis bagi lidah saya. Namun jika porsi susu dikurangi, sepertinya sop buah pak Ewok ini bisa menjadi favorit saya.
feature image

Sop buah pak Ewok terdiri atas potongan buah jambu biji, nangka, stroberi, anggur, melon, semangka, apel, pir, mangga, konyal (semacam markisa), hingga alpukat dan kelapa muda. Kuahnya bisa dipilih antara kuah susu, jeruk, yoghurt, atau durian (tergantung musim). Berhubung tidak suka manis, saya kini lebih memilih kuah jeruk karena ada padanan rasa asam manisnya.

Sop Buah

Sayangnya, makin kesini saya merasa porsi sop buah ini makin berkurang, termasuk variasi buah di dalamnya. Mungkin untuk menekan harga, entahlah. Selain sop buah, kedai Pak Ewok juga menyediakan beberapa menu lain seperti somay, batagor, mie ayam, mpek-mpek, you name it. Rasanya rata-rata-lah tapi suasana wiskulnya memang sungguh mendukung.  Tak heran sop buah pak Ewok tetap masuk dalam agenda wisata kuliner teman-teman saya di Bogor hingga kini. Berikut ini adalah daftar varian menu yang ada di saung pak ewok:
http://www.pakewok.com/wp-content/uploads/2015/04/Menu-Makan.jpg

Menu Minuman 
Sumber :
http://www.pakewok.com/

Kesultanan Deli



Kesultanan Deli adalah sebuah kesultanan Melayu yang didirikan pada tahun 1632 oleh Tuanku Panglima Gocah Pahlawan di wilayah bernama Tanah Deli (kini Kota Medan dan Kabupaten Deli Serdang, Indonesia). Kesultanan Deli masih tetap eksis hingga kini meski tidak lagi mempunyai kekuatan politik setelah berakhirnya Perang Dunia II dan diproklamasikannya kemerdekaan Indonesia.

SEJARAH

PENDIRIAN
Menurut Hikayat Deli, seorang pemuka Aceh bernama Muhammad Dalik berhasil menjadi laksamana dalam Kesultanan Aceh. Muhammad Dalik, yang kemudian juga dikenal sebagai Gocah Pahlawan dan bergelar Laksamana Khuja Bintan (ada pula sumber yang mengeja Laksamana Kuda Bintan), adalah keturunan dari Amir Muhammad Badar ud-din Khan, seorang bangsawan dari Delhi, India yang menikahi Putri Chandra Dewi, putri Sultan Samudera Pasai. Dia dipercaya Sultan Aceh untuk menjadi wakil bekas wilayah Kerajaan Haru yang berpusat di daerah Sungai Lalang-Percut.
Dalik mendirikan Kesultanan Deli yang masih di bawah Kesultanan Aceh pada tahun 1632. Setelah Dalik meninggal pada tahun 1653, putranya Tuanku Panglima Perunggit mengambil alih kekuasaan dan pada tahun 1669 mengumumkan memisahkan kerajaannya dari Aceh. Ibu kotanya berada di Labuhan, kira-kira 20 km dari Medan.
Sebuah pertentangan dalam pergantian kekuasaan pada tahun 1720 menyebabkan pecahnya Deli dan dibentuknya Kesultanan Serdang. Setelah itu, Kesultanan Deli sempat direbut Kesultanan Siak dan Aceh.

MASA KOLONIAL
Pada tahun 1858, Tanah Deli menjadi milik Belanda setelah Sultan Siak, Sultan Al-Sayyid Sharif Ismail, menyerahkan tanah kekuasaannya tersebut kepada mereka. Pada tahun 1861, Kesultanan Deli secara resmi diakui merdeka dari Siak maupun Aceh. Hal ini menyebabkan Sultan Deli bebas untuk memberikan hak-hak lahan kepada Belanda maupun perusahaan-perusahaan luar negeri lainnya.
Pada masa ini Kesultanan Deli berkembang pesat. Perkembangannya dapat terlihat dari semakin kayanya pihak kesultanan berkat usaha perkebunan, terutamanya tembakau, dan lain-lain. Selain itu, beberapa bangunan peninggalan Kesultanan Deli juga menjadi bukti perkembangan daerah ini pada masa itu, misalnya Istana Maimun dan Masjid Raya Medan.
Tembakau Deli merupakan komoditas unggul yang sangat bernilai jual di dunia internasional saat itu. Kemajuan perkebunan tembakau Deli berawal pada tahun 1862 ketika perusahaan Belanda, JF van Leuween, mengirimkan ekspedisi ke Tanah Deli yang kala itu diwakili oleh Jacobus Nienhuys. Setiba di Deli, mereka menemukan lokasi yang masih perawan, Deli saat itu adalah dataran rendah berawa-rawa dan mayoritas ditutupi hutan-hutan primer.
Usaha awal ini gagal, JF van Leuween memutuskan mundur setelah membaca laporan tim perusahaan, tetapi Jacobus Neinhuys tidak putus asa. Setelah mendapat konsesi tanah dari Sultan Mahmud Al Rasyid, Neinhuys menanam tembakau di Tanjung Spasi. Kali ini usahanya berasil, contoh daun tembakau hasil panen yang dikirim ke Rotterdam diakui sebagai tembakau bermutu tinggi. Sejak itulah, tembakau Deli yang bibitnya diperkirakan berasal dari Decatur County, Georgia, Amerika Serikat menjadi terkenal.
Deli Maatschappij, perusahaan perkebunan yang didirikan oleh Jacobus Neinhuys, P.W. Jenssen, dan Jacob Theodore Cremer, pada tahun 1870 telah berhasil mengekspor tembakau sedikitnya 207 kilogram. Pada tahun 1883 perusahaan ini mengekspor tembakau Deli hampir 3,5 juta kilogram, dan ditaksir nilai kekayaan perusahaan ini mencapai 32 juta gulden pada tahun 1890. Puncaknya pada awal abad ke-20 ketika Deli Maatschappij tampil sebagai "raja tembakau Deli". Diperkirakan lebih 92 % impor tembakau cerutu Amerika Serikat berasal dari Kesultanan Deli.
Sultan Ma'moen Al Rasyid (1873-1924) berusaha melakukan perubahan sistem pemerintahan dan perekonomian. Perubahan sistem ekonomi yang dilakukan adalah pengembangan pembangunan pertanian dan perkebunan dengan cara meningkatkan hubungan dengan pihak swasta yang yang menyewa tanah untuk dijadikan perkebunan internasional. Hubungan tersebut hanya sebatas antara pemilik dan penyewa. Hasil perkebunan yang meningkat dan hasil penjualan yang sangat menguntungkan membuat pihak Belanda semakin ingin memperluas lahan yang telah ada. Pihak Belanda kemudian melakukan negosiasi baru untuk mendapatkan lahan yang lebih luas dan lebih baik lagi. Keuntungan ini tidak hanya didapati oleh pihak swasta saja, pihak kesultanan juga mendapat hasil yang sangat signifikan. Dana melimpah kesultanan saat itu digunakan untuk meperbaiki fasilitas pemerintahan, pertanian, perkebunan, dan lainnya.

MASA PENDUDUKAN JEPANG
Pada tanggal 12 Maret 1942 mendarat pasukan "Imperial Guard" (pasukan penjaga kaisar yang sangat terlatih dan terpilih) di Perupuk Tanjung Tiram (Batubara) di bawah pimpinan Jenderal Kono dan dari sana mereka segera menuju Medan. Sementara itu pasukan KNIL dan Stadwacht Belanda berhasil melarikan diri menuju Tanah Karo untuk bertahan di Gunung Setan (Tanah Alas), tetapi di tengah jalan banyak orang-orang pribumi yang merampas pakaian seragam Belanda itu dan kembali ke kampung masing-masing. Karena sisa pasukan Belanda yang 3.000 orang itu tidak akan sanggup melawan pasukan Jepang sebanyak 30.000 orang yang terlatih dan berpengalaman perang, maka pada tanggal 29 Maret 1942 Jenderal Overakker dan Kolonel Gosenson menyerah kepada Jepang.
Sejak direbutnya Malaya, Singapura, dan Sumatera oleh Bala Tentara ke 25 Jepang, maka tanggung jawab pemerintahan dipikul oleh markas Bala Tentara ke 25 yang berkedudukan di Singapura. Sampai sekitar April 1943, kesatuan pemerintahan masih dipegang oleh Bala Tentara ke 25 sebelum akhirnya dipindahkan ke Bukittinggi. Sejak itu pemerintahan administrasi Sumatera dan Malaya/Singapura terpisah. Di Sumatera, Jepang hampir-hampir tidak melakukan perubahan sistem pemerintahan yang ada. Setiap Residen disebut syu dan dibawah pengawasan seorang pejabat militer yang disebut gunseibu. Eksistensi kesultanan-kesultanan di Sumatera Timur masih tetap diakui. Bala Tentara ke 25 membagi Sumatera Timur menjadi 5 pusat konsentrasi militer Jepang, yaitu sekitar Binjai (Padang Brarang), Sungai Karang (Galang), Dolok Merangir, Kisaran, dan perkebunan Wingfoot.

SETELAH PROKLAMASI KEMERDEKAAN
Revolusi Sosial Sumatera Timur adalah gerakan sosial di Sumatera Timur oleh rakyat yang dihasut oleh kaum komunis terhadap penguasa kesultanan-kesultanan Melayu. Revolusi ini dipicu oleh gerakan kaum komunis yang hendak menghapuskan sistem monarki dengan alasan antifeodalisme.
Karena sulitnya komunikasi dan transportasi, berita proklamasi kemerdekaan 17 Agustus baru dibawa oleh Mr. Teuku Muhammad Hasan selaku Gubernur Sumatera serta Mr. Amir selaku Wakil Gubernur Sumatera dan diumumkan di Lapangan Fukereido (sekarang Lapangan Merdeka), Medan pada tanggal 6 Oktober 1945. Pada tanggal 9 Oktober 1945 pasukan AFNEI dibawah pimpinan Brigjen. T.E.D. Kelly mendarat di Belawan. Kedatangan pasukan AFNEI ini diboncengi oleh pasukan NICA yang dipersiapkan untuk mengambil alih pemerintahan dan membebaskan tawanan perang orang-orang Belanda di Medan.
Meletusnya revolusi sosial tidak terlepas dari sikap beberapa kelompok bangsawan yang tidak segera mendukung republik setelah adanya Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Beberapa kelompok bangsawan tidak begitu antusias dengan pembentukan republik, karena setelah Jepang masuk, Jepang mencabut semua hak istimewa kaum bangsawan dan lahan perkebunan diambil alih oleh para buruh. Beberapa bangsawan merasa dirugikan dan berharap untuk mendapatkan hak-haknya kembali dengan bekerja sama dengan NICA, sehingga semakin menjauhkan diri dari pihak pro-republik. Walaupun saat itu juga banyak kaum bangsawan dan sultan yang mendukung kelompok pro-republik, seperti Amir Hamzah dari Kesultanan Langkat dan Sultan Sulaiman Syariful Alamshah dari Kesultanan Serdang.
Sementara itu, pihak pro-republik mendesak kepada komite nasional wilayah Sumatera Timur agar sistem pemerintahan swapraja dihapuskan dan menggantikannya dengan pemerintahan demokrasi rakyat sesuai dengan semangat perjuangan kemerdekaan. Namun pihak pro-repbulik sendiri terpecah menjadi dua kubu; kubu moderat yang menginginkan pendekatan secara kooperatif untuk membujuk beberapa bangsawan dan kubu radikal (yang didukung kaum komunis) yang menginginkan jalan kekerasan dengan penggalangan massa para buruh perkebunan.
Revolusi oleh kaum radikal akibat hasutan kaum komunis pecah pada Maret 1946. Berawal di Kesultanan Asahan, revolusi menjalar ke seluruh monarki Sumatera Timur, termasuk Kesultanan Deli. Istana Sultan Deli (Istana Maimun) beserta Sultan dan para bangsawan berhasil terlindungi karena penjagaan TRI dan adanya benteng pertahanan tentara sekutu di Medan.

SULTAN
 
Sultan Mahmud Lamanjiji (empat dari kiri), Sultan Deli XIV, saat menghadiri pembukaan Festival Melayu Agung tahun 2012 di Medan
Sultan Deli dipanggil dengan gelar Sri Paduka Tuanku Sultan. Jika mangkat, sang Sultan akan digantikan oleh putranya. Sultan Deli saat ini adalah Sultan Mahmud Lamanjiji Perkasa Alam, Sultan Deli XIV, yang bertahta sejak tahun 2005.

SISTEM PEMERINTAHAN
 
Berlainan dengan Kerajaan-Kerajaan Melayu di Sumatera Timur lainnya, pemerintahan Kesultanan Deli bersifat federasi yang longgar sesuai dengan pepatah yang terdapat di Deli "Raja Datang, Orang Besar Menanti". Tuanku Panglima Gocah Pahlawan sebagai Raja Pertama di Tanah Deli yang ditunjuk oleh Sultan Aceh sebagai wakilnya di Sumatera Timur atau Tanah Deli.
Pada masa pemerintahan Panglima Parunggit (Raja Deli II), Deli memproklamirkan kemerdekaannya dari Kesultanan Aceh pada tahun 1669 mengikuti jejak-jejak negeri pesisir, dan berhubungan dagang dengan VOC di Melaka. Pada masa pemerintahan Panglima Paderap (Raja Deli III) terjadi perluasan wilayah di pesisir pantai hingga Serdang dan Denai.
Menurut laporan Jhon Anderson yang berkunjung ke Deli pada tahun 1823, bahwa Sultan Amaluddin Mangendar (Sultan Deli VI) adalah penguasa Deli pertama yang bergelar "Sultan" setelah Deli ditaklukan Kesultanan Siak pada tahun 1814. Menurut laporan Jhon Anderson pula, Sultan Deli dalam memerintah dibantu oleh 8 orang menteri dimana Sultan berkonsultasi soal perang, mengatur pemerintahan sehari-hari, mengadili perkara pidana, dan lain-lain. Mereka itu ialah :


  • ·         Nahkoda Ngah bergelar Timbal-Timbalu


  • ·         Wak-Wak


  • ·         Salim


  • ·         Tok Manis


  • ·         Dolah


  • ·         Wakil


  • ·         Penghulu Kampong

Di samping menteri–menteri, masih ada lagi Syah Bandar (Hamad) yang mengurus hubungan perdagangan dan biasanya dibantu seorang mata-mata (seorang wanita yang pandai bernama Encek Laut) yang bertugas memungut cukai. Kemudian ada lagi para pamong praja, penghulu, para panglima, dan mata-mata yang melaksanakan tugas bila di kehendaki Sultan, serta kurir istana yang mengantar surat ke berbagai kerajaan. Jika Sultan mangkat, apabila penggantinya masih belia, maka Tuan Haji Cut atau Kadi (ulama tertinggi) bertindak dan melaksanakan semua fungsi pemerintahan kerajaan. Di bidang agama Islam Tuan Haji Cut juga bertindak sebagai mufti kerajaan, kemudian di bawahnya ada bilal, imam, khalif, dan penghulu masjid. Merekalah yang menangani masalah yang berhubungan dengan keagamaan. Kehidupan mereka diperoleh dari sumbangan masyarakat.
Sumber :
https://id.wikipedia.org/wiki/Kesultanan_Deli