Selasa, 13 Januari 2015

Move On



             9 Maret 2014. Tepatnya satu tahun yang lalu aku dan kamu memulai sebuah kenangan yang indah, sedikit tapi susah untuk dilupakan. Melihat tanggal ini aku jadi merindukan seseorang yang masih aku sayang hingga saat ini, Fari. Kejadian yang selalu aku jadikan kenangan ini membuat aku tidak berhenti tersenyum bila mengingatnya, seolah dunia harus tahu bahwa saat itu aku tengah dibuatnya bahagia.
            Ruang kelas ini masih sama saja seperti setahun yang lalu, hanya berbeda fungsi saja dulu ruang kelas 11 IPA 4 sekarang berubah menjadi 11 IPS 3. Yang tidak berubah hingga sekarang ialah kenangan dan perasaanku padanya.
            “ryn?” sayup sayup terdengar suara dari luar yang memanggil namaku. Ketika aku meninggalkan ruangan tersebut. Munculah seorang pria yang sudah menyiapkan senyum manisnya, dan senyumnya itulah yang membuatku selalu semangat dalam menjalani kehidupan ini.
“Ryn mau minta nomornya dong” ucapnya manis. “Nomor apa ya?” tanyaku dengan perasaan yang tidak karuan. “Nomor handphone ryn” ucapnya agak sedikit malu. Dengan perasaan senang lalu aku menuliskan nomor handphoneku dihandphone miliknya. Hampir 3 minggu lamanya kita melakukan pendekatan. Dan sejak tanggal 30 Maret 2013 aku dan kamu resmi menjadi kita.
7 bulan berlalu sudah, kenangan manis pun kini berubah menjadi masa lalu. Senang rasanya bisa mengukir indahnya hari bersamamu. 11 November 2013, sudah saatnya tiba aku dan kamu harus terpisah, karena aku merasa aku dan kamu memang tak pantas untuk disatukan lagi.
Aku lelah harus selalu bersikap sabar, mengubah diriku menjadi bukan diriku, merasa tuhan tak adil dengan semua ini, dan merasa lelah mencintai orang yang sesungguhnya tidak pernah benar benar mencintaiku.
Dan saat itulah aku merasa duniaku seakan terhenti, senyumku seakan hilang, canda dan tawa kita tidak akan pernah terulang kembali. Merasakan inikah akhir dari semuanya? Inikah hasil dari kesabaranku? Inikah jawaban atas semua doaku?
Aku sadar bahwa aku terlalu memaksakan diriku untuk menjadi bukan diriku yang sebenarnya, karna rasa takut akan kehilangan dirinya membuatku untuk bertekad menjadi apa yang dia inginkan. Tapi memang benar cinta tidak bisa dipaksakan bagaimana pun caranya.
Namun Tuhan menyadarkanku, bahwa ini bukanlah akhir dari segalanya. Tuhan memberikanku enam bidadari manis yang selalu menyiapkan kata kata leluconnya untuk menghiburku dan memberiku dua peri cantik yang selalu menyediakan kata kata motivasinya agar aku merasa tenang.
Dan saat itulah aku menyadari bahwa senyumku harus kembali bersinar, duniaku harus kembali berputar, canda tawa aku dan kamu berubah menjadi canda tawaku bersama para sahabatku. Aku pun menyadari bahwa tak mudah begitu saja menggantikan posisimu dengan pria lain. Namun perlahan tapi pasti aku akan mampu berjalan meskipun tanpanya.

Aryn Damayanti

2 komentar: