9 Maret 2014. Tepatnya satu tahun yang
lalu aku dan kamu memulai sebuah kenangan yang indah, sedikit tapi susah untuk
dilupakan. Melihat tanggal ini aku jadi merindukan seseorang yang masih aku
sayang hingga saat ini, Fari. Kejadian yang selalu aku jadikan kenangan ini
membuat aku tidak berhenti tersenyum bila mengingatnya, seolah dunia harus tahu
bahwa saat itu aku tengah dibuatnya bahagia.
Ruang
kelas ini masih sama saja seperti setahun yang lalu, hanya berbeda fungsi saja dulu
ruang kelas 11 IPA 4 sekarang berubah menjadi 11 IPS 3. Yang tidak berubah
hingga sekarang ialah kenangan dan perasaanku padanya.
“ryn?”
sayup sayup terdengar suara dari luar yang memanggil namaku. Ketika aku
meninggalkan ruangan tersebut. Munculah seorang pria yang sudah menyiapkan
senyum manisnya, dan senyumnya itulah yang membuatku selalu semangat dalam
menjalani kehidupan ini.
“Ryn mau minta nomornya
dong” ucapnya manis. “Nomor apa ya?” tanyaku dengan perasaan yang tidak karuan.
“Nomor handphone ryn” ucapnya agak sedikit malu. Dengan perasaan senang lalu
aku menuliskan nomor handphoneku dihandphone miliknya. Hampir 3 minggu lamanya
kita melakukan pendekatan. Dan sejak tanggal 30 Maret 2013 aku dan kamu resmi
menjadi kita.
7 bulan berlalu sudah,
kenangan manis pun kini berubah menjadi masa lalu. Senang rasanya bisa mengukir
indahnya hari bersamamu. 11 November 2013, sudah saatnya tiba aku dan kamu
harus terpisah, karena aku merasa aku dan kamu memang tak pantas untuk
disatukan lagi.
Aku lelah harus selalu
bersikap sabar, mengubah diriku menjadi bukan diriku, merasa tuhan tak adil
dengan semua ini, dan merasa lelah mencintai orang yang sesungguhnya tidak
pernah benar benar mencintaiku.
Dan saat itulah aku
merasa duniaku seakan terhenti, senyumku seakan hilang, canda dan tawa kita
tidak akan pernah terulang kembali. Merasakan inikah akhir dari semuanya?
Inikah hasil dari kesabaranku? Inikah jawaban atas semua doaku?
Aku sadar bahwa aku
terlalu memaksakan diriku untuk menjadi bukan diriku yang sebenarnya, karna
rasa takut akan kehilangan dirinya membuatku untuk bertekad menjadi apa yang
dia inginkan. Tapi memang benar cinta tidak bisa dipaksakan bagaimana pun
caranya.
Namun Tuhan
menyadarkanku, bahwa ini bukanlah akhir dari segalanya. Tuhan memberikanku enam
bidadari manis yang selalu menyiapkan kata kata leluconnya untuk menghiburku
dan memberiku dua peri cantik yang selalu menyediakan kata kata motivasinya
agar aku merasa tenang.
Dan saat itulah aku
menyadari bahwa senyumku harus kembali bersinar, duniaku harus kembali berputar,
canda tawa aku dan kamu berubah menjadi canda tawaku bersama para sahabatku.
Aku pun menyadari bahwa tak mudah begitu saja menggantikan posisimu dengan pria
lain. Namun perlahan tapi pasti aku akan mampu berjalan meskipun tanpanya.
Ryyyynnnnn yaampun tulisannya kereeeennnn ah love u
BalasHapusMakasih mayaa:**** love yutuuu({})
Hapus