Minggu, 10 Januari 2016

Transportasi Publik (Jakarta Eco Transport)

Hasil gambar untuk jakarta eco transport
Monorel atau Rel Kecil adalah sebuah metro atau rel dengan jalur yang terdiri dari rel tunggal, berlainan dengan rel tradisional yang memiliki dua rel paralel dan dengan sendirinya, kereta lebih lebar daripada relnya. Biasanya rel terbuat dari beton dan roda keretanya terbuat dari karet, sehingga tidak sebising kereta konvensional. Sampai saat ini terdapat dua jenis monorel, yaitu: tipe straddle-beam dimana kereta berjalan di atas rel, dan tipe suspended dimana kereta bergantung dan melaju di bawah rel.
Adapula kelebihan dan kekurangan dari monorel tersebut, yaitu: Kelebihan: Membutuhkan ruang yang kecil baik ruang vertikal maupun horizontal. Lebar yang diperlukan adalah selebar kereta dan karena dibuat di atas jalan, hanya membutuhkan ruang untuk tiang penyangga; Terlihat lebih "ringan" daripada kereta konvensional dengan rel terelevasi dan hanya menutupi sebagian kecil langit; Tidak bising karena menggunakan roda karet yang berjalan di beton; Bisa menanjak, menurun, dan berbelok lebih cepat dibanding kereta biasa; Lebih aman karena dengan kereta yang memegang rel, risiko terguling jauh lebih kecil. Resiko menabrak pejalan kaki pun sangat minim; Lebih murah untuk dibangun dan dirawat dibanding kereta bawah tanah.
Kekurangan: Dibanding dengan kereta bawah tanah, monorel terasa lebih memakan tempat; Dalam keadaan darurat, penumpang tidak bisa langsung dievakuasi karena tidak ada jalan keluar kecuali di stasiun; Kapasitasnya masih dipertanyakan.
Jakarta Eco Transport adalah sebuah sistem MassTransit dengan kereta rel tunggal (monorel) dengan jalur elevated, yang kini sedang akan dalam pembangunan di Jakarta, Indonesia. Dua jalur sedang dibangun: jalur hijau melayani Semanggi-Casablanca-Kuningan-Semanggi dan jalur biru melayani Kampung Melayu-Casablanca-Tanah Abang-Roxy. Proyek ini terhalang oleh kesulitan finansial dan sistem teknologi yang berganti-ganti. Awalnya diberikan pada 2003 kepada perusahaan Malaysia MTrans, pembangun Monorel KL, konstruksi dimulai pada Juni 2004 tetapi ditunda hanya setelah berjalan beberapa minggu. MoU MTrans dibatalkan, dengan proyek diberikan kepada konsorsium utama Singapura Omnico, yang mengusulkan menggunakan teknologi maglev oleh perusahaan Korea Selatan Hyundai ROTEM.
Pada Juli 2005, projek ini berganti tangan lagi dengan MoU baru diberikan kepada sebuah konsorsium perusahaan Indonesia PT Bukaka Teknik Utama, PT INKA, dan Siemens Indonesia. Pihak Omnico menentang ini, dan jadwal akhir 2007 sepertinya tidak mungkin terjadi. Namun pada Oktober 2005 konstruksi terus berlangsung, dengan anggapan bahwa fondasi dasar "pile" dan pilar dapat digunakan oleh konsorsium dan teknologi yang memenangi tender.
Pada rencana awal, proyek ini memiliki 3 fase, dengan mengutamakan penumpang Bekasi/Cikarang dan Tangerang/Karawaci yang menuju Pusat CBD Jakarta (Penumpang Bogor dan Depok telah dilayani dengan KRL, namun akan memanfaatkan monorel ke Pusat CBD Jakarta):
    Fase I: Koridor Jakarta (27km)
        Tahap I: Jalur hijau (14km)
        Tahap II: Jalur biru (13km)
    Fase II: Jakarta ke Bekasi dan Cikarang (18-30km)
    Fase III: Jakarta ke Tangerang dan Karawaci (16-25km)
Setelah terhenti beberapa tahun, pada awal 2013 pemerintah DKI Jakarta akhirnya memastikan kelanjutan proyek monorel di DKI Jakarta. Proyek ini digarap oleh PT Jakarta Monorail. Rute yang digarap oleh PT Jakarta Monorail terdiri atas dua jalur, yaitu jalur hijau dan jalur biru. Jalur hijau terdiri dari Kampung Melayu-Tebet-Kuningan-Casablanca-Tanah Abang-Roxy-Taman Anggrek (Jakarta Barat) dengan extension ke timur dari Pondok Kelapa-Sentral Timur Jakarta dan ke Barat dari Puri Indah. Sementara jalur biru dimulai dari Kuningan-Kuningan Sentral-Gatot Subroto-Senayan-Asia Afrika-Pejompongan-Karet-Dukuh Atas-kembali ke Kuningan.
Untuk proyek kali ini, PT Jakarta Monorail menggandeng pihak Hadji Kalla Group. Nantinya, Hadji Kalla Grup akan memiliki saham dominan dalam konsorsium baru dengan Jakarta Monorail. Konsorsium baru tersebut menurutnya, akan membantu soal pendanaan dan kontruksi. Sementara untuk armada kereta, PT Jakarta Monorail akan menggunakan monorel buatan Jepang
Sebelumnya gubernur DKI Jakarta yaitu Joko Widodo, merencanakan PT Adhi Karya mau bergabung dengan PT Jakarta Monorail. Namun Pihak Adhi Karya menolaknya. Mereka justru menawarkan rute lain monorel di Jakarta dan akan mengajukan proposal ke pemerintah DKI Jakarta.

0 komentar:

Posting Komentar