27 Januari 2011
Yeah, umurku sekarang bertambah
aku sudah memasuki usia remajaku. Hari yang sudah aku tunggu tunggu akhirnya
datang juga. Aku menantikan surprise dari teman temanku dan juga pacarku. Tapi
ternyata entah mereka lupa, pura pura lupa atau ingat tapi ngga punya uang.
Mereka cuman bisa diem ngga ngomong apa-apa. Sedih rasanya hari yang aku tunggu
ternyata akan berakhir menyedihkanL
saat jam istirahat aku menerima sms dari ibuku yang isinya “selamat ulangtahun
syg, semoga jadi anak yg nurut sama mamah, semoga rajin ibadahnya, kurang
kurangin mainnya, mamah syg sama kamu” ahhh senangnya. “iya mah makasih yaa,
mana kadonya?” lalu............tidak dibalas.
Sampai aku pulang ternyata temanku
masih diam saja aku fikir mungkin mereka mau kasih aku surprise dirumah. Saat
aku sudah sampai rumah aku diucapkan selamat ulangtahun oleh kakakku.....ya,
yang terakhir. Namaku Aryn, dan kakakku Nurhadi inilah kisah kami berdua.
“duhh udah gede
ya selamat ulangtahun yaa” ucapnya
“iya mas makasih
ya” jawabku singkat.
Aku sudah tidak
berselera lagi karna teman temanku lupa dengan ulangtahunku. Lalu tibatiba
handphoneku berbunyi ternyata itu pacarku. Ahhh sosweetnya ngucapin ulangtahun
sampai nelfon hehehe. Tapi aku kembali bersedih karna teman temanku diam saja. Setelah
pacarku selesai menelfonku, lalu aku menerima sms dari temanku sekaligus
sahabatku Maria dan Andri ternyata mereka sengaja telat ngucapin ulangtahunnya
agar aku bete. Singkat cerita.....
29
Januari 2011
Aku dan kakakku sedang berdua
diruang tamu, dia sedang asyik mendengarkan lagu barunya.
“nih dengerin enak deh lagunya”
ucapnya
“lagu siapa mas?”
“lagunya Killing Me Inside-Biarlah”
“iya enak kirimin dong” kataku
“nanti kalo mas nur engga ada
dirumah kamu bantu bantu bapa yah” pesannya secara tiba tiba.
“iya mas”
Setelah kami mengirim lagu dan
mengobrol aku pun berjalan kearah kamar kakak sepupuku untuk sekedar bercerita.
Saking asyiknya bercerita aku sampai tidak sadar ternyata sudah malam, aku
sampai dijemput bapaku supaya pergi tidur hehehe.
30
Januari 2011
Hari ini aku harus berangkat
kesekolah dengan seseorang yang selalu setia mengantarkanku yaitu kakakku. Tapi
ternyata.....
“mah mas nur kemana?” tanyaku pada
ibuku
“engga
ada mas nur lagi baksos sama temen temennya dari kemarin, anter sama yang lain
aja yaa” jawab ibuku
Yasudah aku hanya menurut saja apa
perintah ibuku. Saat dijalan aku ngedumel sendiri karna pengantarku yang kali
bawa motornya tidak seenak kakakku. Dalam hati aku ngomel sendiri aku engga mau
dianter sama dia lagi.
Saat aku sudah sampai sekolah
keadaan masih biasa saja, tapi saat mendekati istirahat mendadak ramai orang
berlarian kebawah. Aku dan Maria agak penasaran ada apa sih sampai ramai
begitu? Dan ternyata sekolahku kedatangan Firman Utina waw, aku baru ingat
bahwa adik kelasku ada yang keponakannya Firman Utina. Karena sekolahku
mendadak ramai dan kedatangan tamu, Bapak kepala sekolah langsung mengumpulkan
siswa siswi dilapangan upacara. Tidak peduli seterik apapun kondisinya aku dan
Maria tetep mengabadikan momen ini. Dan berfikir aku ingin pamer pada kakakku
tentang hal ini. Hahhhh senang sekali rasanya disekolahku kedatangan tamu
pemain timnas Indonesia.
Setelah pulang sekolah aku dan Maria
berniat untuk pergi kemall dan mencetak foto tadi, tapi tidak lama kami dimall
karena aku merasa perasaanku tidak enak. Setelah fotonya jadi kami memutuskan
untuk pulang kerumah. Sesampainya aku dipagar rumah ternyata rumahku ramai, aku
sempat berfikir nenekku kenapa kenapa. Saat aku turun lalu mencium tangan mereka
aku melihat mata mereka yang merah seperti habis menangis, tapi dimana ibuku
dan kakakku?
Lalu aku masuk kerumah dan aku
melihat ibuku sedang tiduran dibawah sambil menangis “mah kenapa, mamah kenapa?”
tanyaku. “mas nur..... mas nur kebawa ombak” jawab ibuku. Aku langsung menangis
sambil memeluk ibuku. Jujur saat itu aku sangat mengharapkan keajaiban dari
Tuhan agar kakakku selamat. Tak lama saudaraku menghampiriku dan menyuruhku
untuk mengganti baju dan makan. Sedang duka dukanya mana ada nafsu makan, untuk
membuka kancing baju saja rasanya susah sekali. Aku ingin menuntaskan
kesedihanku, lalu aku mengabari sahabat, temanku, dan pacarku untuk meminta doa
agar kakakku cepat ditemukan. Rata rata mereka mengucapkan turut berduka cita,
sebenernya diusiaku yang saat itu masih muda aku amat tersinggung saat mereka
bilang turut berduka cita, kakakku kan tidak meninggal.
Semakin malam rumahku semakin ramai
didatangi oleh saudara ibuku dan saudara dari bapakku. Dalam keramaian ini aku
masih tetap merasa kurang, bahkan sampai saat usiaku sudah hampir 18tahun. Aku
dan sepupuku membacakan surat yasin dikamar kakakku berharap ia cepat
ditemukan. Saat jam 12 malam kakak sepupuku menyuruhku untuk memanggil kakakku
dikamarnya sebanyak tiga kali. Karena saudaraku yakin dengan panggilanku ini
kakakku akan segera pulang.
31
Januari 2011
Keesokan harinya aku tetap berangkat
sekolah seperti biasa setelah mendapat izin dari ibuku, karena saat itu aku
sedang menjelang UN. Dan tepat saja pengantarku bukan kakakku lagi melainkan
kakak sepupuku yang bawa motornya tidak enak, aku sebal aku protes dan aku
ingin dianter kakakku saja. Tapi aku dinasehati oleh saudara sampai akhirnya
aku mau diantar dengannya. Saat disekolah aku merasa tidak bergairah, pagi
hariku diisi dengan IMTAQ aku tidak begitu mendengar ceramah yang disampaikan,
aku terlalu memikirkan kakakku. Setelah IMTAQ selesai lalu aku berjalan menuju
kelas, lalu berjalan lagi menuju toilet untuk berganti pakaian olahraga karena
hari ini ada mata pelajaran olahraga. Belum sempat aku sampai kelas ternyata
saudaraku menjemputku untuk pulang, dan bilang disuruh mamah.
Lalu aku bergegas untuk pulang
kerumah. Sesampainya aku dirumah aku disuruh saudaraku untuk menemani ibuku
dikamarnya. Tak lama kemudian saudaraku memanggilku....
“mas nur udah ketemu ryn” kata
saudaraku
“iya? Alhamdullilah mba” ucapku
senang
“tapi udah engga ada”
Jleeeebbb...... rasanya badan ini
lemas sekali kurasa air mataku sudah memenuhi kantung mataku dan.......... aku
menangis. Hal yang belum pernah aku bayangkan sebelumnya melihat orang yang
kita sayangi pergi meninggalkan kita untuk selamanya. Aku sangat tidak percaya
dengan ucapan saudaraku tadi. Tapi keramaian dirumah ini meyakinkanku bahwa ini
bukanlah lelucon, kulihat mata mereka memerah bahkan sampai ada yang bersuara
menandakan kesedihan yang amat mendalam. Aku sudah pernah melihat ini
sebelumnya, tapi sekarang aku yang merasakannya sendiri.
Aku engga ngerti kenapa orang baik
harus pergi duluan, kenapa harus secepat ini? Rasanya baru kemarin malam kita
mengobrol, bahkan kami tidak sempat mengucapkan salam perpisahan. Ya tuhan
berilah keajaiban untuk aku dan keluargaku, berilah ia satu kesempatan lagi
untuk bertemu kami keluarganya yang sudah dua hari ini menantikan ia pulang
kerumah. Ya tuhan tolong beri tahu aku bahwa ini tidak nyata sama sekali tidak
nyata. Aku masih saja belum percaya kalau kakakku sudah menghadap Illahi dan
aku masih mengharapkan kekuasaan dari Yang Maha Kuasa. Tapi saat aku keluar aku
mendengarkan pengumuman dari mesjid.....
“Innallilahi
wainnalilahi rojiun 3x telah berpulang kerahmatullah An.Nurhadi Prasetyo bin
Misno Suyono yang bertempat tinggal di rt3 rw3 pada tanggal 31 januari 2011.
Demikian yang saya sampaikan wassalamualaikum wr wb”
Nyesssss rasanya sakit sekali
mendengar pengumuman seperti itu, aku masih belum terima dengan takdir yang
sudah ditentukan untuk hari ini. Tak berapa lama kemudian jenazah kakakku
datang. Ya tuhan beri aku ketabahan, beri aku kekuatan dalam menghadapi ini ya
tuhan, aku hanya bisa mengikhlaskan kepergian kakakku dan kini aku percaya
bahwa sejak tadi aku memang terbangun dan bukan sedang bermimpi. Aku langsung
disambut dengan pelukan hangat dari teman teman kakakku. Mereka amat sedih
kehilangan sesosok orang yang humoris, baik, rajin dan pintar untuk selama
lamanya. Sama sepertiku kehilangan sesosok kakak yang amat baik, jail, dan
perhatian.
Tidak ada satu orangpun yang
menginginkan perpisahan, termasuk aku.
1
Januari 2015
Tahun telah berganti kini usiaku
sudah hampir menginjak 18 tahun. Yaa hari ini hari pergantian tahun ini sudah
menjadi tahun yang keempat kalinya aku lewati tanpa sesosok kakak yang setia
mengarahkanku. Kini aku menggantikan kakakku sebagai kakak yang paling tua. Ternyata
aku baru sadar, bahwa engga seenak ini menjadi anak yang paling tua.
Hari ini rumahku ramai dengan
kehadiran saudara-saudaraku tapi tidak seramai jika ada kakak disini. Sudah 4tahun
aku dan keluargaku menjalankan ibadah puasa dan lebaran tanpa kehadiran
kakakku. Sudah menjadi rutinitas kami mengunjungi makam Almarhum kakakku setiap
lebaran. Setelah shalat maghrib pada malam jum’at aku dan ibuku biasa
membacakan yasin untuk kakakku. Saat aku berdoa disekolah selalu aku selipkan
nama kakakku, agar dia bisa beristirahat dengan tenang dan nyaman. Jika dia
terbiasa mengantarkan ku pergi kesekolah, kini aku membalasnya dengan
mengantarkan ia kesurga dengan doa doa yang aku panjatkan.
Kini aku sudah mulai terbiasa tanpa
adanya kakak disampingku. Kalo kangen aku cuman bisa berdoa, sesekali aku
menangis untuk menuntaskan rasa sedihku. Jika ia hadir dalam mimpiku aku akan
bilang
“kaa, aku sekarang udah dewasa, aku
udah kuliah. Mamah, bapak, agung baik baik aja disini sama aku. Kakak engga
usah khawatir, mamah sekarang udah lebih tegar dari sebelumnya. Aku sayang
kakak, aku emang dulu selalu cuek sama kakak tapi aku tau kakak sayang sama aku
kan? Aku emang engga pernah bisa nahan nangis kalo udah inget kakak, tapi aku
janji sekuat mungkin aku akan coba tahan. Aku mau jadi seperti kakak yang
selalu dibanggain sama mamah, yang ditangisin banyak orang waktu kakak engga
ada, yang disayang sama Allah. Aku kangen kakak, sekarang udah engga ada lagi yang
suka jailin aku, udah ngga ada lagi yang satu selera sama aku dirumah ini, udah
ngga ada kakak lagi disini. Sekarang aku berangkat kuliah sendiri kak, pulang
malem pun ngga ada yang jemput biasanya kakak yang jemput. Kak makasih selama
14tahun ini kakak udah menjadi kakak yang terbaik buat aku dan adikku, aku bangga
punya kakak seperti mas Nur. Kakak yang tenang yah disana aku janji aku bakal
rajin ibadah supaya kita bisa ketemu disurganya Allah ka”
Sekian...